Sejarah Peradaban Islam pada Masa Khulafaurrasyidin

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai Sejarah Peradaban Islam pada masa-masa Khulafaur Rasyidin ataupun sejarah-sejarah lain adalah terbuka dan milik semua orang. Asalkan bisa memahami dan bisa mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif. Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri mengenai akar-akar Sejarah Peradaban Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. Karena nilai-nilai positif Sejarah Peradaban Khulafaur Rasyidin tidak lagi dijadikan teladan oleh orang-orang Islam. Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang Islam saat ini lebih banyak mengadobsi budaya/peradaban orang-orang non muslim. semua itu merupakan cerminan bagi potret perkembangan di masing-masing kawasan Dunia Islam yang terus menerus menunjukkan dinamikanya.

  1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :

  • Apa itu Khulafaur Rasyidin?
  • Islam dimasa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
  • Islam dimasa khalifah Umar bin Khattab
  • Islam dimasa khalifah Usman bin Affan
  • Islam dimasa khalifah Ali bin Abi Thaalib
  1. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kondisi Islam dan ummat muslim dimasa khulafaur rasyidin serta menambah wawasan kita tentang kepemimpinan para khulafaur rasyidin. 

 

 

 

 BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Khulafaur Rasyidin

Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan Ar-Rasyidin. Kata Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang berarti pengganti. Sedangkan Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk. Arti bebasnya adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau pemimpin yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Para Khulafaur Rasyidin merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu :

  1. Abu Bakar Ash-Shiddiq.
  2. Umar bin Khattab.
  3. Usman bin Affan.
  4. Ali bin Abi Thalib.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama maupun Negara menyisakan persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorangpun sebagai penerusnya. Akibatnya, para sahabat mempermasalahkan dan saling berusaha untuk mengajukan calon pilihan dari kelompoknya. Dan diperolehlah 3 calon penerus nabi dari kelompok yang berbeda, yaitu :

  1. Ali bin Abi Thaalib dari kelompok Ahul Bait.
  2. Saad bin Ubadah dari kelompok Anshar.
  3. Abu Bakar Ash-Shiddiq dari kelompok Muhajirin.

Namun perselisihan ini mengakibatkan tertundanya pemakaman Rasulullah SAW. Dan akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq lah yang terpilih dan di baiat sebagai penerus Nabi Muhammad SAW. Dan Abu Bakar di baiat sebagai Khalifah atau penerus Nabi di balai pertemuan bani Saidah.

  1. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash Shiddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah. Dia merupakan khalifah pertama dari Al-Khulafa’ur Rasyidin, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.

Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Kuhafah at-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang berarti ‘amat membenarkan’ adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera memberiarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra Mikraj. [1]

Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Khalifah Abu Bakar adalah khalifah yang sangat berjasa diawal masa khulafaur rasyidin, meski banyak sekali cobaan dan hambatan yang datang. Masa Abu Bakar di mulai dengan munculnya permasalahan tentang siapa pemimpin yang akan memimpin umat Islam pasca wafatnya Rasulullah SAW. Kemudian masa ini dihadapkan dengan banyaknya masyarakat yang murtad serta enggan membayar zakat kembali. Hingga bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Berkat ketegasan khalifah Abu Bakar serta keteguhan hati para sahabat, permasalahan yang muncul bisa ditangani dan distabilkan kembali.

Kemajuan yang diraih dimasa Abu Bakar

 Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) dan pahlawan yang banyak berjasa dalam perang tersebut adalah Khalid bin Walid.

Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara lain:

  1. Perbaikan sosial (masyarakat).

Perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan tanah Arab dari para penyeleweng (orang-orang murtad, nabi-nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat).

  1. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam.

Adapun usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah ke luar Jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Kedua daerah itu menurut Abu Bakar harus ditaklukkan dengan tujuan untuk memantapkan keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, yaitu Persia dan Bizantium

  1. Pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an.

Sedangkan usaha yang ditempuh untuk pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an adalah atas usul dari sahabat Umar bin Khattab yang merasa khawatir kehilangan Al Qur’an setelah para sahabat yang hafal Al Qur’an banyak yang gugur dalam peperangan, terutama waktu memerangi para nabi palsu. Alasan lain karena ayat-ayat Al Qur’an banyak berserakan ada yang ditulis pada daun, kulit kayu, tulang dan sebagainya. Hal ini dikhawatirkan mudah rusak dan hilang.

  1. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam.

Kemajuan yang diemban sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku rasulullah SAW. Bahwa prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW selalu dipraktekkannya. Ia sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat juga sangat besar perhatiannya.

  1. Meningkatkan kesejahteraan umat.

Sedangkan kemajuan yang dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga “Baitul Mal”, semacam kas negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu Ubaidah, sahabat Nabi SAW yang digelari “amin al-ummah” (kepercayaan umat). Selain itu didirikan pula lembaga peradilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khattab. [2] Sebelum Abu Bakar Wafat, beliau sempat menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah yang berikutnya.

  1. Khalifah Umar bin Khatthab

Umar bin Khatthab (583-644) memiliki nama lengkap Umar bin Khathab bin Nufail bin Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin razail bin ‘Adi bin Ka’ab bin Lu’ay, adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq.[1] Umar bin khattab lahir di Mekkah pada tahun 583 M, dua belas tahun lebih muda dari Rasulullah Umar juga termasuk kelurga dari keturunan Bani Suku Ady (Bani Ady).

Umar bin Khatthab adalah salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW. Peranan umar dalam sejarah Islam masa permulaan merupakan yang paling menonjol kerena perluasan wilayahnya, disamping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh para sejarahwan. Bahkan, ada yang mengatakan, bahwa jika tidak karena penaklukan-penaklukan yang dilakukan pada masa Umar, Isalm belum tentu bisa berkembang seperti zaman sekarang.

Kekhalifahan Umar bin Khatthab

Masa kekhalifahan Umar bin Khatthab itu sepuluh tahun enam bulan, yaitu dari tahun 13 H/634 M sampai dengan tahun 23 H/644 M, dan wafat karena dibunuh diusia 63 tahun. Tragedi itu merupakan pembunuhan politik yang pertama didalam sejarah Islam.

Masa pemerintahannya yang sepuluh tahun itu paling sibuk dan paling menentukan bagi masa depan selanjutnya. Pada masa pemerintahannya itu imperium Roma Timur (Byzantium) kehilangan bagian terbesar dari wilayah kekuasaannya pada pesisir barat Asia dan pesisir utara Afrika. Pada masa pemerintahannya kekuasaan Islam mengambil alih kekuasaan didalam seluruh wilayah imperium Parsi sampai perbatasan Asia Tengah.

Seperti halnya dengan khalifah Abu Bakar, ia tinggal dirumah biasa dan hidup sebagai rakyat biasa di Madinah al-Munawwaroh.Dengan kesederhanaannya itu ia disegani oleh segala pihak dan ditakuti oleh lawan dengan sangat takzim.

Kemajuan yang diraih dimasa Umar

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.

Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Secara garis besar seperti berikut ini :

  1. Peletak dasar-dasar administrasi Negara atau pemerintahan Islam.
  2. Industry dan pertanian mengalami kemajuan yg pesat.
  3. Kemajuan dalam bidang keilmuan umat islam.
  4. Ekspansi ke luar daerah islam besar-besaran.
  5. Mengadakan baitul maal.

Kemudian setelah khalifah Umar wafat, Islam dipimpin oleh Khalifah Usman dengan pemilihan yang dilakukan oleh dewan syuura yang dibentuk oleh Khalifah Umar.

  1. Khalifah Usman bin Affan

Usman ibn ‘Affan ibn Abdillah ibn Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn Abdi mannaf ibn Qushayi lahir pada tahun 576 M di Thaif. Ibunya adalah Urwah, putrinya Ummu hakim al-Baidha, putri Abdul muttalib, nenek nabi SAW. Ayahnya ‘Affan adalah seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah. Usman ibn ‘Affan menikah dengan dua orang putri Rosulullah SAW, yaitu Roqayyah dan Ummu kulsum, sehingga ia mendapat julukan Dzu al-Nurain.

Kekhalifahan Usman bin Affan

Dalam menjadi khalifah Usman ibn ‘Affan dipilih melalui majelis khusus yang dibentuk oleh Umar ibn Khottob. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri dari enam sahabat dari berbagai kelompok sosial yang ada. Mereka adalah Ali bin Abi thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa’ad bin Abi waqas, dan Thalhah. Namun pada saat pemilihan berlangsung, Thalhah tidak sempat hadir, sehingga lima dari enam anggota panitia yang melakukan pemilihan.

Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah Umar berhasil menciptakan stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia dapat membagi perhatiannya untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika Usman menjabat sebagai khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis politik Umar. Ia melakukan berbagai Ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah baru. Perluasan itu memunculkan situasi sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Kemajuan yang diraih dimasa Usman

  1. Pembukuan Al-Quran pada akhir 24 H.
  2. Penyatuan Qiraat Quraisy.
  3. Ekspansi wilayah Islam.
  4. Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
  1. Ali bin Abi Thalib

Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan. perumus kebijakan dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad[3]

Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.

Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.

Kemajuan yang diraih dimasa Ali

Dikalangan kaum muslim dibeberapa daerah, terutama di basrah, mesir, dan kuffah, pada masa akhir kepemimpinan khalifah usman bin affan terjadi fitnah besar-besaran. Fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin oleh abdullah bin saba. Fitnah tersebut berhasil menghasud beberapa pihak untuk memberontak dan menuntut mundurnya khalifah usman bin affan.

Suatu ketika para pemberontak berhasil menyerbu rumah khalifah usman bin affan dan membunuhnya. Saat Kejadian tersebut, khalifah usman bin affan sedang menjalani puasa sunah dan membaca Al-qur’an.

Muslimin dalam kesedihan yang sangat mendalam, dan dalam kebingungan setelah kematian usman. Selama lima hari berikutnya mereka tanpa pemimpin. Sejarah sedang kosong buat madinah, selain pemberontakan yang selama itu pula membuat kekacauan dan menanamkan ketakutan di hati orang.

Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi thalib dengan maksud mendukungnya sebagai khalifah, dipelopori oleh al-gafiqi  dari pemberontakan mesir sebagai kelompok besar. Tetapi ali menolak. Setelah kematian khalifah usman tak ada lagi oarang yang pantas menjadi khalifah dari pada Ali bin abi thalib. Dalam kenyataannya ali memang merupakan tokoh yang paling populer saat itu. Disamping itu, memang tak ada seorang pun yang mengklaim atau mau tampil mencalonkan diri menjadi khalifah untuk menggantikan usman bin affan termasuk mu’awiyah bin abi sofyan selain nabi ali bin abi thalib. Di samping itu mayoritas umat muslimin di madinah dan kota-kota besar lainnya sudah memberikan pilihan kepada Ali, kendati ada juga beberapa kalangan, kebanykan dari bani umayyah yang tidak mau membai’at ali, dan sebagian dari mereka ada yang pergi ke suria.[4]

Sepeninggal Usman bin Affan dalam kondisi kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Akan tetapi muawiyah menolak usulan tersebut, karena keluarga besar khalifah usman bin affan (muawiyah bin abi sofyan) menuntut pembunuh khalifah usman bin affan ditangkap terlebih dahulu.

Sedangkan pihak  ali berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, setelah itu barulah pembunuh khalifah Usman bin affan dicari bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut menjadi awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu. Akhirnya Ali bin abi thalib tetap diangkat sebagai khalifah.

Prestasi-prestasi khalifah ali bin abi thalib adalah sebagai berikut[5]

  1. Memajukan dalam bidang ilmu bahasa

Pemerintahan wilaya islam pada  masa khalifah ali bin abi thalib sudah mencapai india. Akan tetapi pada saat itu, penulisan huruf ijayyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhammad dan syaddah, sehingga menyebabkan banyaknya kesalahan-kesalahan bacaan teks Al-qur’an dan hadits di daerah-daerah yang jauh dari jazirah Arab.

Untuk menghindari kesalahan fatal dalam membaca Al-qur’an dan hadits, khalifah ali bin abi thalib memerintahkan abu aswad ad-duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab.

  1. Membenahi keuangan negara (baitul mal)

Harta pejabat yang diperolehnya dengan cara yang tidak benar disita oleh khalifah ali bin abi thalib. Harta tersebut kemudian disimpan di baitul mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

  1. Mengganti pejabat yang kurang konsisten

Para pejabat yang kurang konsisten dalam bekerja, semuanya diperbaiki dan diganti oleh khalifah ali bin abi thalib. Akan tetapi, pejabat-pejabat yang diganti tersebut banyak yang dari keluarga khalifah usman bin affan (bani umayyah). Akibatnya makin banyak kalangan bani umayyah yang tidak menyukai khalifah ali bin abi thalib.

  1. Bidang pembangunan

Pembangunan kota Kuffah telah menjadi perhatian khusus bagi khalifah ali bin abi thalib. Pada awalnya, kota Kuffah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh Mu’awiyah bin abi Sofyan. Akan tetapi kota Kuffah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetaahuan lainnya. Perselisihan antar pendukung khalifah ali bin abi thalib  dan Mu’awiyah bin abu Sofyan mengalami berakhirnya pemerintahan islam di bawah khulafaurrasyidin. Para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintah islam yang paling mendekati masa pemerintahan rasulullah saw.

  1. Gambaran Kehalifahan
  2. Masa Kepemimpinan

Adapun masa pemerintahan khulafa al rasyidun adalah sebagai berikut :

No Nama Mulai Berakhir Lama Umur
1. Abu Bakar 11H/632M 13H/634M 2 Th 3 Bln 63 Tahun
2. Umar 13H/634M 23H/644M 10 Th 6 Bln 63 Tahun
3. Usman 23H/644M 35H/656M 12 Th 82 Tahun
4. Ali 35H/656M 40H/661M 4 Th 9 Bln 63    ahun

 

  1. KONDISI ISLAM DAN UMAT MUSLIM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Pada masa khulafaur rasyidin, Islam dan umat muslim mengalami berbagai macam permasalahan, yaitu :

No Khalifah Kondisi
1. Abu Bakar ash-shiddiq 1.      Kondisi Islam menjadi tidak stabil sepeninggal nabi.

2.      Muncul nabi-nabi palsu (Musailamah Al-kadzab).

3.      Muncul kelompok yang murtad.

4.      Fokus pada penstabilan politik masih dalam jangkauan internal.

5.      Setelah kondisi politik stabil, Abu Bakar focus pada ekspansi ke luar. Yaitu Persia dan Romawi Timur.

2. Umar bin Khattab 1.      Islam mengalami masa yang gemilang.

2.      Politik dalam negeri stabil.

3.      Sehingga ekspansi difokuskan ke luar wilayah.

3. Usman bin Affan 1.      Masa ini lebih bersifat merebut kembali wilayah yang sudah ditaklukkan pasukan Islam sebelumnya.

2.      Masa ini menguasai wilayah Tripoli di Barat sampai seluruh Asia Tengah di Timur, Yaman, Azerbaijan, Turkistan.

4. Ali bin Abi Thaalib 1.      Masa ini tidak terjadi ekspansi.

2.      Masa ini terlalu disibukkan oleh perpecahan di kalangan umat islam sejak terbunuhnya Usman.

3.      Terjadinya Waqiah al Jamal dan Tahkim sebagai bukti adanya kejadian dalam negeri yang harus diselesaikan.

 

  1. INTISARI

Pembahasan diatas dapat diintisarikan seperti table dibawah ini :

No   Abu Bakar Umar Usman Ali
1. Proses pengangkatan Dibaiat Umar Wasiat Abu Bakar Tim formatur Umar Ahlul Madinah
2. Peristiwa penting Adanya tindakan pembersihan Nabi-nabi Palsu dan Kaum Murtad Penaklukan Persia Pembunuhan Khalifah Usman Terjadi konflik Internal, seperti Tahkim dan perang Shifin
3. Ekspansi Fokus pada pembenahan Islam dan Politik Internal serta memadamkan pemberontak Damaskus, Suriah, Mesir dan Irak Afrika, Siprus, Armenia, Kabul, Farghanah
4. Kontribusi Mengumpulkan Al-Quran Pembenahan Administrasi Negara dan Penggalan Islam dari awal Hijrah Nabi SAW Penyusunan Al-Quran yang sekarang disebut Quran mushaf Usmani serta Perluasan Masjid Nabawi
5. Wafat Sakit Dibunuh oleh Abu Lu’luah (budak Persia) Dibunuh dalam Upaya konspirasi diantaranya Ghafiqi Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam
6. Sifat Pribadi Bijaksana Berani dan Adil Lembut dan Agamis Berani dan bersikap ilmiah

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

 Islam dimasa Khulafaur Rasyidin mengalami berbagai macam  kemajuan di berbagai bidang. Meski ada beberapa permasalahan yang harus mereka hadapi. Masa Khulafaur Rasyidin inilah yang mengawali kemajuan Islam dimasa setelahnya.

[1]  Salabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: pustaka Al husna, 1983) hal: 226

[2] Maidir harun, Sejarah Peradaban Islam, (Padang : 2001), hal. 52

[3]  Samsul Munir Amin.Hlm. 109

[4] Ali Audah, Ali bin Abi Thalib Sampai kepada Hasan dan Husen. Cet  ke-6. (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2008) Hlm. 187

[5] Ali Mahfudz, “Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah”(Surakarta: Udo Brother, 2013) hlm. 22-23

Satu respons untuk “Sejarah Peradaban Islam pada Masa Khulafaurrasyidin

Tinggalkan komentar